"CAKRAWALA BELASAN PEMUDA DI RUMAH TUA"

0
Rabu, September 10, 2014

Dibawah kaki langit pesawat lalu lalang. Ruang teduh, ruang nyaman. Ruangan dengan warna memar. Lubang-lubang ventilasi kecil di dekat langit-langit tinggi itu membawa bocoran harum yang mungkin berasal dari istana megah didekat beranda surga rumah tua. Aku dan belasan kepala remaja menekuri lantai, dan ada juga yang terlentang menatap langit-langit ruang.
Sabtu ini cuaca cerah. Seperti biasanya kami mebersihkan kamar tua bersama-sama, aktivitas pedagang soto dipinggir jalan dan batang pohon pepaya yang roboh sudah menjadi pemandangan kami setiap pagi.
Rumah tua yang menjadi tempat tinggal kami tidak terlalu jauh dari rel kereta, keramaian burjo, dan angkringan disekitar kampus putih UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hanya saja gedung-gedung yang menjulang tinggi membuat tempat kita tidak terlihat. Rumah tua ini seperti kado spesial dari Tuhan yang sengaja dihadiahkan untuk persaudaraan kami. Rumah tua yang menjadi tempat berlabuh untuk menjadi kebanggaan keluarga kami.
“Chori..Chori..Chupke..Chupke”. Music india chori chori chupke chupke terdengar dari kamar Rifky yang berukuran 3x3 meter. Mendengar musik tersebut kami bernyanyi nyaring di dalam ruangan . Untuk memuaskan keinginan kami bernostalgia bahwa ketika masa kecil kedua orangtua kami sering menonton dan mendengarkan lagu itu. Setelah selesai beres-beres , kami bersantai dengan menonton sinetron Ftv dan lotis.
Tetapi ada satu orang yang unik di ruangan ini. Sebut saja namanya Narasoma. Badannya kurus, matanya tajam, dan Dia termasuk orang idealis, tidak memperdulikan penampilan, dan selalu saja membuat kita tersenyum dengan kekocakan ditambah dengan kebiasaannya mengkonsumsi minuman kopi. Dia memang unik dan memiliki intlektual yang tinggi di bidang fisika. Saat ini Dia sibuk mengurusi dimensi ruang dan waktu untuk tugas akhirnya. Pagi, siang, dan malam sudah menjadi rutinitasnya untuk bertapa didalam kamar. Bukan karena dia ingin menjadi dukun sakti ataupun seperti pandawa dicerita pewayangan, hanya saja dia gemar dengan menyibukkan dirinya dengan berjubel buku yang tebal berbahasa inggris dan secangkir kopi. Sampai saat ini Dia mampu menjadi asisten dosen dan contoh yang baik untuk teman-temannya. Dan Dia tidak pernah mengenal lelah meski harus mengayuh sepeda ke UGM dan UIN setiap harinya.
Lain hal dengan Ketua EXACT (sebuah Lembaga Riset dan Pengembangan Akademik) di UIN Sunan Kalijaga. Dia adalah Dayat, berparas tampan seperti artis jepang. Kesibukannya saat ini membuat aku dan kawan-kawan di rumah tua ini bergairah untuk mewujudkan cita-cita. Kuliah pagi dan pulang malam sudah menjadi kebiasaan yang dilaluinya. Adab yang tinggi dan kegemarannya membaca riset dan jurnal menghantarkannya menjadi juara dalam kepenulisan karya ilmiah. Dia dingin, tetapi bersahaja. Dia pemalu, tetapi penuh dengan ide dan wacana. Ditambah dengan ibadah 5 waktunya yang tidak pernah terputus secara berjama’ah dan qyamul lailnya disepertiga malam seakan menambah anugerah yang diberikan Tuhan kepadanya.    
Saat sedang asik menyisir rambut, tiba-tiba terdengar suatu suara dari arah dapur, “Yud....... ambil sampah didekat barbel”. Logatnya sundais, dan Dia adalah sahabat yang selalu berbagi. Bersahaja, dewasa, lembut, meski terkadang menyebalkan dengan sindirannya buat anak-anak pemalas. Terlihat keikhlasan dan kesabarannya untuk menjaga persatuan dirumah tua ini. Rifky, inilah panggilan akrabnya. Pemuda luar biasa yang berdarah sukabumi ini adalah pekerja keras dan pemikir masa depan. Tidak tampak kecerobohan sedikitpun dalam dirinya. Selalu saja ada usaha dan bisnis untuk mewujudkan impiannya. Dari pedagang Pisang Coklat, karyawan designer di percetakan, sampai pada akhirnya mendirikan sebuah lembaga pembelajaran bahasa arab dan bahasa inggris dengan temannya Imam. Dia sudah senior di rumah tua ini, kesibukannya saat ini adalah membaca buku, belajar design, futsal, mengamati perpolitikan dan dunia sepak bola, bahkan dia menulis sebuah buku “Gula-Gula Part_Time”. .......(Bersambung dulu ya)


About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: